Indahnya Perkebunan Teh Sidamanik dan Air Terjun Bah Biah


Written By abdul karim on Wednesday, 25 September 2013 | 02:06






Kebun Teh Sidamanik



Sebenarnya Perkebunan ini bukanlah tempat wisata resmi seperti prapat atau berastagi, Ini hanyalah kebun teh yang terhampar bagai permadani hijau, di iringi dengan garis-garis halus seperti labirin mengiris view kebun teh menuju lekukan hijau seperti lukisan bernilai artistik tinggi.Dan secara tidak langsung Inilah yang membuat orang-orang  terpesona , dan terbius untuk mengunjungi perkebunan teh  Sidamanik. Terletak di Sebuah kecamatan yang berjarak 15 km dari jantung kota Pematang Siantar, melalui sebuah simpang Sidamanik  yang ditandai dengan SPBU disamping kanan jalan.Ini adalah satu-satunya akses jalan menuju sidamanik.  dengan kebun teh seluas 8373 ha, menjadikan sidamanik sebagai tempat kedua penghasil teh hitam terbesar di Indonesia. Terletak pada ketinggian 900 mdpl , Sidamanik menghembuskan hawa sejuk bagi kami. Dahulunya ada 6 wilayah utama di Kecamatan ini yang terhampar sebagai penghasil teh hitam yaitu:  Bah Butong, Sidamanik, dan Toba Sari , Kebun Sibosar, Bah Birung Ulu, dan Marjandi. Hanya saja ketiga kebun yang terakhir disebut telah disulap PTPN IV menjadi ladang kelapa sawit yang mungkin lebih menjanjikan bagi mereka . Padahal, kebun-kebun ini telah ada sejak zaman koloni Belanda. Sebelum proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Sidamanik merupakan daerah kerajaan Siantar. Pematangsiantar yang berkedudukan di pulau Holing dan raja terakhir dari dinasti keturunan marga Damanik yaitu Tuan Sangnawaluh Damanik, yang memegang kekuasan sebagai raja tahun 1906. Termasuk dari Kecamatan Sidamanik menjadi kekuasaan raja siantar . Hingga belanda sempat mengambil alih wilayah sidamanik dan menanami  teh hitam dan sebuah pabrik dengan penghasilan  satu ton pucuk teh dalam sehari. Banyak orang –orang asal Jawa yang dibawa Belanda ke daerah ini , mereka umumnya  menjadi buruh kasar perkebunan teh. Sehingga tidak mengherankan, Sidamanik banyak di tempati oleh orang-orang bersuku Jawa yang keturunannya menjadi penduduk asli disini. 




Dari simpang sidamanik, kami  membutuhkan 20 menit untuk sampai di Desa Bahbutong. Jalan menuju kebun masih tidak terlalu mulus, berulang kami shock breaker sepeda motor kami harus dipaksa bergenjot keras melewati kampung sidamanik ini. Namun dalam sekejab semua kesan  buruk itu sedikit terobati, hamparan sawah terasiring menghampar begitu indah,padi-padi mulai menguning syahdu dengan desitan burung-burung yang hilir mudik di langit.sistem pengairan tera sering, menghasilkan sawah-sawah tingkat yang tersusun seperti anak tangga.  hijaunya pemandangan sekitar ini sedikit mencuci rasa letih ini , setelah kami tiba di pelataran hijau perkebunan teh PTPN IV bahbutong , kami merasa begitu berbeda. Dari kejauhan perkebunan ini seperti bukit teletubbies yang bergelombang bersama pohon-pohon cemara asri. Dan inilah saatnya mengabadikan momen indah di Perkebunan ini.

Hamparan Hijau Perkebunan Teh
Dibawah kebun teh ini terlihat akar-akar besar  seperti bonsai . Kebun-kebun teh ini memang telah berdiri sebelum Masa Kemerdekaan RI, dan tidak semua mengalami regenerasi teh.

Di Tengah Perkebunan Sidamanik 


Menelusuri tengah Kebun Teh 
Tempat yang kami disinggahi ini berada Di Desa bah butong , kecamatan Sidamanik. Desa ini memiliki pesona kebun teh yang indah bergelombang padu dengan kontras langit biru. Tanaman pohon teh perkebunan Bah Butong tersebar di 6 (enam) afdeling, yaitu afdeling 1, 2, 3, sampai 6. Masing-masing afdeling memiliki lahan paling tidak sekitar 600 ha ditambah perumahan perkebunan (emplasmen) yang dihuni oleh para karyawan perkebunan itu. Sekitar 150 – 200 kk karyawan yang menempati perumahan di tiap-tiap afdeling, sebahagian besar mereka terdiri dari pekerja kasar, pemetik teh, penyemprot hama, pemupuk tanaman, kepris/pemangkas tanaman, kerja embong/merumput pinggir-pinggir jalan, kamaruwak/merawat taman, kantor afdeling, balai pertemuan, centeng, dan beberapa pekerja halus seperti mandor, kerani, guru ngaji /petugas masjid, dan mandor besar. Tiap afdeling dipimpin seorang Asisten yang bertempat tinggal di Emplasmen. Jadi yang dikatakan afdeling itu seperti sebuah desa. Sejarah mencatat Kebun Bah Butong adalah kebun paling tua yang dibuka oleh Nederland Handel Maatschappij pada 1917. Hanya saja pabrik tehnya bukanlah yang tertua. Pabrik tertua ada di Kebun Sidamanik yang dioperasikan pada 1926 atau lima tahun lebih dulu ketimbang pabrik di Kebun Bah Butong. Adapun Kebun Sidamanik justru baru dibuka oleh Handles Vereniging Amsterdam pada 1924. Dari seluruh kebun teh itu, teh Bah Butong boleh jadi paling terkenal di antara seluruh produksi teh dari kebun yang ada. Salah satu jenis teh produksi kebun itu yang dibanggakan adalah ‘Dust I Bah Butong’. Teh ini punya konsumen fanatik sampai kenegara tetangga  Malaysia. Bahkan dahulu,Teh ini sempat dipasarkan di Eropa. Sama seperti Perkebunan Teh Kayu Aru Jambi , yang dilirik oleh Lipton Tea. Indonesia menjadi salah satu produsen teh terbesar no 5 di dunia, dengan cirinya  yang khas (selain India) karena punya dua karakter teh berbeda. Sama seperti teh India yang punya karakter teh India Selatan dan Utara. Menurut pembeli dari Eropa, teh Indonesia juga punya dua karakter berbeda, teh Jawa dan teh Sumatera.

Pamflet Informasi Air Terjun Bah Biah


Didesa bah butong ini juga terdapat wisata Alam berupa air terjun, dan dapat ditempuh selama 15 menit dari simpang bahbutong.  Air terjun ini bernama Bah biak. Di  simalungun “Bah” berarti sungai seperti bah bolon atau bah manik. Sama seperti “Lau” di tanah  Karo atau “Batang” di Mandailing. Kami menelusuri jalan menuju air terjun ini. Kerikil –kerikil cadas dan kondisi jalan yang tidak begitu  bersahabat membuat kami sedikit berguncang  berkendara ditengah-tengah kebun teh ini.
Setelah 15 menit  kami menemukan tugu bahbutong dengan tulisan air terjun di sebelah kanan. Kami membanting stir ke kanan dan menelusuri emplasmen-emplasmen yang berujung di tepi jalan. Dengan Pamflet air terjun bah biak. kami menuruni menelusuri 197 anak tangga. Setelah tiba dibawah , kami  berdecak kagum melihat bebatuan yang diukir alam bertengger indah bersama alunan air bah biak yang berasal dari sungai kecil dan pipa-pipa pengairan PTPN IV. Kami  sudah tidak sabar lagi untuk mandi bersama air terjun  bah biak ini.

Air Terjun Bah Biak Sidamanik



Ketika   perjalanan pulang, sunset di Bahbutong lagi –lagi menarik perhatian kami untuk mengabadikan moment ini,  foto-foto diabadikan  antara sunset perkebunan teh sidamanik.

Sore di Sidamanik

Berpose Bersama 

 Bagi kami, ini salah satu cara menikmati teh. Tidak selamanya teh dinikmati dengan cara  diminum diatas meja warung , atau menjadi lulur di spa2 highclass. Namun menikmati hijaunya perkebunan teh juga cara kami menikmati keindahan teh ini. Hijaunya menyejukkan mata, gelombang-gelombang bukitnya membuat kagum siapapun yang melihatnya. Diantara fajar meyingsing garis-garis vertikal teh berbanding lurus dengan cakrawala. Dan yang pasti kita tidak menyesal untuk datang kemari, Perkebunan Teh Sidamanik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar